Memahami Bisnis Take Over Lewat Rumah dan Pesawat Terbang

Memahami Bisnis Take Over Lewat Rumah dan Pesawat Terbang


Sebelum menyelami lebih dalam mengenai bisnis take over, saya akan membuat analogi-analogi sederhana mengenai bisnis ini. Analogi ini saya buat untuk memudahkan para pembaca dalam memahami seluk beluk bisnis take over beserta komponen-komponen di dalamnya. Ada dua analogi yang saya gunakan untuk menggambarkan bisnis yang luar biasa ini.

Analogi pertama adalah rumah dan analogi kedua adalah pesawat terbang. Analogi pesawat terbang saya gunakan untuk menggambarkan bisnis take over yang akan dipercepat dan dikembangkan, sementara analogi rumah saya pakai untuk memberi gambaran umum tentang bisnis pada umumnya yang juga dapat diaplikasikan dalam bisnis dengan cara take over ini. Mudah-mudahan dengan “meminjam komponen-komponen dalam rumah dan pesawat terbang, Anda semakin mudah memahami dan menyelami ruang-ruang terdalam dari bisnis take over ini. Harapan saya, semakin Anda paham, semakin berani Anda melakukan action.

Membangun Bisnis Ibarat Membangun atau Membeli Rumah

Sebuah bisnis dapat dianalogikan dengan rumah. Rumah bisa dibangun. Bisa juga dibeli atau diambil alih. Membangun bisnis dari awal ibarat membangun rumah dari awal. Dari mencari lokasi. Membeli tanah. Membangun pondasi. Bata demi bata. Dinding demi dinding hingga atap. Namun, memiliki rumah tak harus membangun dari awal. Bisa juga kita membeli rumah yang sudah jadi. Mengambil alih. Atau, dalam pembahasan buku ini adalah dengan melakukan take over. Kita tak perlu bersusah payah membangun, lak perlu repot merancang. Tak perlu risau dengan desain. Bahkan, disibukkan dengan adukan semen. Sama dengan melihat rumah yang bagus, yang menarik hati, maka bisnis pun demikian. Ada bisnis yang menarik perhatian kita. Sekali lihat, langsung jatuh cinta dan ingin memilikinya. Nah, bisnis pun demikian. Blog ini mengurai bisnis yang menarik kita pada pandangan pertama. Namun, Anda perlu berhati-hati! Pandangan pertama, kadang-kadang menipu. Tampak luar tak seindah kenyataan di dalamnya. Karena itu, setelah tertarik untuk memiliki sebuah rumah, perhatikan pula kondisi bagian dalamnya. Perhatikan bagian demi bagian dengan seksama. Satu per satu. Detail demi detail. Semua bagian pasti ada tolok ukurnya. Ada hitung-hitungannya. Coba lihat dindingnya. Coba tengok kusen dan pintunya. Analisis juga pembagian ruangannya. Dari kamar mandi hingga ruang tamu. Bahkan, halaman dan tamannya.
Perumpamaan ruangan-ruangan dalam rumah dapat dijadikan analogi bisnis. Proses analogi ini diharapkan dapat mempermudah pemahaman dalam membangun bisnis, baik membangun dari awal, mengambil alih, maupun merenovasinya. Semua pilihan itu, perlu keberanian, meski harus didasari perhitungan matang. Berikut analogi bisnis dengan bangunan rumah. Sesuatu yang sehari-hari kita tempati. Yang setiap saat kita diami. Yang setiap kali kita nikmati. Harapannya, analogi ini mempermudah pemahaman. Bukan justru sebaliknya: membingungkan.

1. Mencari tanah atau rumah.

Tugas kita yang pertama adalah mencari tanah atau rumah yang akan kita beli. Anda harus melihat apakah tanah yang akan Anda beli layak atau tidak. Potensi nilai aset sebuah tanah atau rumah bisa dinilai dari lokasinya. Nah, analogi mencari tanah ini diibaratkan dengan memulai bisnis baru. Jangan sampai tanah yang akan Anda beli adalah tanah yang mudah longsor atau tanah yang justru masih menjadi sengketa. Sama saja dengan menganalogikan sebuah rumah.
Jika membeli tanah adalah memulai bisnis, membeli rumah adalah membeli bisnis yang sudah berjalan dan memiliki aset. Sebelum rumah tersebut dibeli, tentunya berbagai faktor sudah harus dipertimbangkan. Sama halnya dengan membeli bisnis yang sudah berjalan, apakah bisnis ini akan menghasilkan keuntungan atau bahkan kebuntungan tentunya sudah dipertimbangkan. Yang terpenting adalah bagaimana bisnis itu masih memiliki prospek untuk dapat menguntungkan di kemudian hari.

2. Site Plan.

Site plan yang dimaksud adalah bentuk bisnis atau sistem yang akan dijalankan. Apakah sistem tersebut layak dan mampu kita lakukan ataukah tidak. Analoginya dalam rumah adalah bentuk sebuah rumah. Cocok atau tidakkah bentuk rumah dengan kebutuhan dan keinginan serta kemampuan penghuninya. Jika cocok, kemungkinan besar take over bisnis segera bisa dilakukan. Namun jika tidak cocok, berarti Anda harus segera beralih dan berusaha mencari bentuk rumah yang Anda inginkan. Sama dengan bisnis, jika sistem atau bentuk usahanya tidak sesuai dengan kehendak Anda, tugas Anda adalah segera mencari bisnis yang lain.

3. Material.

Material bangunan dianalogikan dengan SDM. Jika bahan yang digunakan termasuk kelas super, bangunan rumah akan sangat kuat dan istimewa. Namun jika bahan yang digunakan berkualitas rendah, bangunan rumahnya pun akan rapuh dan tidak sempurna. Sama halnya dengan SDM dalam membangun sebuah bisnis. Jika SDM yang dimiliki berkemampuan baik, bisnis akan berjalan dengan baik. Namun jika kemampuannya biasa-biasa saja, bisnis juga akan berjalan apa adanya. Berarti kekuatan dalam membangun sebuah bisnis akan sangat ditentukan oleh SDM yang dimiliki.

4. Pondasi.

Pondasi sebuah rumah adalah kekuatan pokok yang dimiliki rumah tersebut. Rumah akan kokoh jika pondasinya kokoh, dan rumah akan mudah runtuh jika pondasinya lemah. Pondasi dalam konteks bisnis diibaratkan dengan aset mentah dan bentuk dari bisnis, misal retail, business to businessy business to Government dan bisnis yang sudah ada. Jika aset yang dimiliki kuat, bisnis yang akan diambil juga kuat. Lain halnya jika nilai aset mentah yang dimiliki pas-pasan, kekuatan pondasi dalam membangun sebuah bisnis juga akan pas-pasan. Artinya, besarnya sebuah bisnis ditentukan oleh jumlah aset mentah yang dimiliki.

5. Oksigen di rumah.

Rumah akan nyaman jika oksigen atau udaranya keluar masuk dengan lancar. Berbeda jika sebuah rumah tidak mempunyai jalur keluar masuk udara yang baik, bersiaplah untuk sakit atau sesak napas. Sama halnya dengan bisnis. Jika analogi dari udara yang keluar masuk sama dengan cash flow, sehat atau tidaknya bisnis Anda sangat ditentukan oleh sehatnya perputaran cash flow yang Anda miliki. Pergunakanlah cash flow Anda dengan baik. Pastikan bahwa cash flow Anda bisa keluar masuk dengan baik setiap hari.

6. Taman dan pepohonan.

Taman dan pepohonan yang ada di sekitar rumah juga akan membuat Anda menjadi sehat. Selain sehat, pemandangan rumah Anda juga akan terasa asri. Jika pemandangan sudah asri, bisa dipastikan Anda akan nyaman tinggal di rumah tersebut. Pohon yang ada tidak mungkin Anda nikmati sendiri, tetangga rumah pun akan merasakan keasrian dan manfaat dari pohon tersebut. Sama halnya analogi pohon di halaman rumah Anda dengan bisnis yang Anda miliki. Jika analogi pohon sama dengan sedekah, bisnis Anda akan bermanfaat bagi orang lain. Selain bermanfaat bagi orang lain, Anda juga akan mendapatkan pahala yang berlipat. Yakinlah, bahwa hitung-hitungan Anda tidak sama dengan hitung-hitungan Tuhan. Anda hanya menanam satu pohon di rumah, tetapi Anda tidak akan tahu seberapa besar oksigen yang dikeluarkan sebarang pohon untuk Anda dan orang lain. Pohon sepertinya dianggap tidak terlalu penting, namun secara tidak langsung pohonlah yang terus memberikan oksigen kepada kita dan lingkungan kita.

7. Jendela.

Jendela dan pintu diibaratkan dengan tempat udara keluar masuk. Bedanya, pada pintu, udara yang keluar dan masuk lebih besar daripada jendela. Cash ftow harian, bulanan, dan per 6 bulanan diibaratkan dengan jendela kecil dan pintu jendela. Bisnis turunan dari bisnis utama yang menghasilkan cash flow juga dapat diibaratkan sebagai jendela dalam rumah yang menghasilkan perputaran oksigen yang mampu memberi oksigen tambahan dalam rumah. Sedangkan pintu merupakan cash flow tahunan atau cash flow per proyek. Artinya, pintu dan jendela yang ada di rumah juga harus sehat dan diatur sedemikian rupa posisinya agar udara lancar mengalir.

8. Pintu.

Pintu selain menjadi tempat keluar masuknya udara juga sebagai jalur masuknya rezeki. Pintu jangan Anda tutup jika saatnya harus dibuka. Jangan pula Anda buka, jika saatnya harus ditutup. Dalam bisnis, cash flow Anda harus terap berjalan dan jangan Anda simpan sehingga menjadi tidak produktif. Sama halnya dengan rezeki, jika harus Anda berikan kepada orang lain, jangan Anda simpan. Karena rezeki yang lebih besar bisa jadi akan datang di saat yang tidak terduga.

9. Rumah keseluruhan.

Rumah secara keseluruhan adalah bagian dari tempat tinggal. Apakah tempat tinggal itu nyaman atau tidak, ia tetap saja dikatakan sebagai tempat tinggal. Sama halnya dengan bisnis, apakah bisnis berjalan baik atau tidak, ia tetap disebut dengan bisnis. Yang membedakan adalah apakah rumah itu produktif dan menghasilkan nilai aset yang luar biasa di setiap tahunnya ataukah ia hanya menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa saja seiring berjalannya waktu. Yakinlah, rumah Anda tidak akan pernah berkurang nilai asetnya karena setiap tahun nilai asetnya pasti meningkat, asalkan Anda pintar menjaganya.

10. Atap.

Atap bukan hanya sebagai pelindung rumah, tetapi juga sebagai pelindung orang yang menempati rumah. Dalam bisnis, gunakanlah “asuransi” yang dapat mengamankan aset Anda. Pengertian “asuransi" di sini dapat diartikan sebagai asuransi secara harfiah dan dapat pula diartikan sebagai “asuransi” dalam bentuk lain. Carilah bisnis yang bernilai aset dan memiliki potensi Capital gain agar Anda terlindungi dan lebih aman dalam menjalankan bisnis Anda seiring waktu berjalan. Selain mempunyai aset yang berjalan, nilai aset yang Anda pegang, harus bisa Anda pergunakan untuk mendapatkan rumah yang baru.

11. Asesoris rumah dan lampu.

Asesoris rumah sangat diperlukan oleh sebuah rumah. Mengapa diperlukan? Karena mata Anda buruh keindahan dan kenyamanan. Asesoris yang menarik akan membuat rumah Anda semakin indah dan Anda pun semakin betah tinggal di dalamnya. Selain itu, orang lain pun akan tertarik untuk mengunjungi rumah Anda. Dalam bisnis, asesoris diibaratkan dengan marketing. Jika tenaga marketing andal, tentu Anda akan mendapatkan nilai penjualan yang luar biasa. Namun jika tenaga marketing Anda biasa-biasa saja, tentunya nilai Anda akan hampa. Penampilan dan kecakapan seorang tenaga marketing menentukan kenyamanan Anda dalam berbisnis. Percayalah, sebuah bisnis tanpa marketing yang andal akan sia-sia karena pelanggan Anda tidak akan tahu siapa Anda dan apa bisnis Anda.

12. Pilar-pilar.

Pilar-pilar yang dimiliki rumah Anda juga menentukan kekuatan rumah. Jika pilar Anda hanya terbuat dari bahan biasa, kekuatan rumah Anda pun juga akan biasa. Berbeda jika pilar rumah Anda menggunakan baja yang kuat, niscaya kekuatan rumah Anda akan istimewa. Sama halnya dengan bisnis. Jika kekuatan sistem yang diibaratkan dengan pilar sebuah rumah mempunyai nilai dan kekuatan yang luar biasa, bisnis Anda pun akan semakin tangguh dan luar biasa. Sistem yang baik tentunya tidak akan pernah goyah diterpa apa pun. Sistem tidak harus sempurna pada awalnya, karena sistem dapat disesuaikan seiring perubahan dan perkembangan bisnis Anda ke depan. Sistem yang harus sempurna adalah keteguhan hati kita dalam menjalankan suatu bisnis. Motivasi tidak hanya datang dari luar diri kita. Motivator yang paling andal dan efektif adalah diri kita sendiri. Sekali layar terkembang pantang biduk kembali berpulang.


13. Dapur.

Dapur dalam sebuah rumah adalah bagian dari kelangsungan hidup Anda. Jika ridak mempunyai dapur, bagaimana Anda akan memasak makananan? Jika dalam bisnis, dapur diibaratkan dengan produksi barang atau jasa, maka produksi bisnis dan jasa Anda harus berjalan dengan baik. Jika tidak, bisnis Anda tidak akan pernah maju, berkembang, dan berjalan dengan lancar. Semua manusia membutuhkan makan. Sama dengan semua bisnis membutuhkan produksi dan atau jasa. Jadi, dapur atau produksi atau jasa sama-sama dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan bisnis Anda.

14. Ruang tamu.

Ruang tamu sebagai tempat Anda menjamu saudara, teman, atau rekan bisnis. Di tempat inilah Anda sharing, bercanda, dan mengobrol dengan mereka. Di ruang tamu itu pula, gambaran Anda hidup dalam bersosialisasi dengan orang lain terlihat. Ibarat ruang tamu, dalam sebuah bisnis juga membutuhkan etalase. Dalam etalase tersebut Anda akan melihat apa saja prestasi yang telah Anda peroleh selama Anda berusaha. Jika etalase itu kosong, berarti apa yang Anda lakukan belum menghasilkan apa-apa. Jika etalase penuh dengan penghargaan, berarti Anda telah berbuat sesuatu yang bernilai. Jika ruang tamu Anda penuh dengan tamu, berarti Anda banyak teman dan saudara. Jika ruang tamu Anda kosong, segeralah untuk mencari teman dan saudara untuk mengisinya.

15. Ruang keluarga.
Ruang keluarga biasanya tempat mencurahkan isi hati sesama anggota keluarga. Tempat saling introspeksi antaranggota keluarga sehingga semua permasalahan bisa diatasi dengan baik. Jadikan ruang keluarga nyaman dan indah. Sama halnya dengan sebuah manajemen dalam bisnis. Manajemen adalah tempat berkumpulnya semua pemikiran yang dimiliki oleh owner, direktur, karyawan, bahkan office boy sekalipun. Di dalam manajemen inilah tertuang semua aturan yang mesti dilakukan. Jika manajemen bagus,

Bersiaplah menerima keuntungan dari apa yang Anda lakukan. Namun jika manajemen kurang bagus, segeralah untuk memperbaikinya.

16. Ruang tidur.

Ruang tidur adalah tempat yang paling nyaman dan private. Tempat Anda merenung, tempat Anda beristirahat, bahkan tempat Anda mencurahkan kasih sayang. Jika tempat itu baik dan nyaman, kehidupan Anda akan nyaman. Bukankah manis dan pahitnya kehidupan seseorang tergantung nyaman atau tidaknya ia beristirahat di ruang tidurnya. Analogi dalam bisnis tentang tempat tidur ini adalah ruang private. Akunting tidak dapat di campur adukkan dengan yang lain. Akunting harus dilakukan oleh orang tertentu yang jauh dari berbagai kepentingan. Ruang private juga tidak boleh diketahui oleh banyak orang, karena itu adalah rahasia Anda. Jika akunting Anda baik, perusahaan Anda tetap akan baik. Namun jika akunting buruk, bersiaplah menunggu aset Anda melayang.

17. Cat.

Cat sebuah rumah banyak pilihan. Tergantung pada keinginan penghuninya. Anda boleh mengecat ruang tamu dengan cat hitam, sedangkan ruang keluarga dengan cat putih. Silakan saja mengecat kamar Anda dengan warna kuning. Sah-sah saja. Bahkan mau mengecat kamar mandi dengan warna oranye juga tidak ada yang melarang. Artinya, semua tergantung pada Anda. Cat dalam analogi bisnis adalah budaya perusahaan. Bisnis akan dibuat hitam, kuning, hijau, atau apa pun warnanya tergantung pada Anda. Namun, cat yang harmonis akan lebih enak dilihat. Begitu juga dengan budaya perusahaan. Keharmonisan yang dipupuk dalam budaya perusahaan akan membuat karyawan merasa nyaman bekerja.

18. Harta perabotan.

Perabotan rumah adalah harta pendukung kehidupan Anda di dalam rumah. Tidak ada perabotan di dalam rumah bisa jadi tidak akan menganggu penghuninya. Namun, kenyamanan Anda akan berkurang. Misalnya, Anda mau duduk, tetapi tidak punya kursi. Anda memang bisa duduk di lantai, tetapi tidak akan senyaman jika Anda duduk di kursi. Perabotan di ibaratkan sebagai perlengkapan, peralatan dan inventory dalam bisnis Anda. Perabotan pun ada yang digunakan sesuai dengan fungsinya dan ada pula perabotan yang semakin bernilai dari hari ke hari. Barang-barang koleksi dalam rumah misalnya, tentu nilainya dapat terus meningkat seiring dengan waktu yang terus berjalan. Sama halnya dengan saham, emas, dan barang-barang koleksi dalam bisnis. Bisnis Anda tetap akan berjalan tanpa adanya saham, emas, dan barang-barang koleksi. Masalahnya, jika perabotan tersebut membuat Anda lebih nyaman dan menguntungkan, mengapa Anda tidak membelinya?

20. Lantai per lantai bangunan.

Jumlah lantai dalam rumah Anda dapat menentukan tingkat kebutuhan dan kenyamanan Anda terhadap rumah yang Anda tempati. Jika lantai pertama sudah berjalan baik dan Anda merasa nyaman, bisa jadi Anda merasa rumah Anda
cukup satu lantai. Namun jika dengan satu lantai, Anda merasa sempit. Tentunya, lantai berikutnya jadi pilihan yang harus diprioritaskan agar Anda lebih nyaman dan merasa luas. Sama halnya dengan bisnis. Jika hanya dengan satu bisnis Anda sudah merasa cukup, jalankan saja bisnis tersebut dengan baik. Namun, jika kebutuhan bisnis Anda lebih dari satu, solusinya adalah melakukan ekspansi bisnis. Jadi, ekspansi bisnis dalam satu bidang, tidak akan menjadi masalah besar jika hal itu memang dibutuhkan.

21. Membuat atau membeli rumah baru.

Jumlah lantai dalam sebuah rumah adalah contoh dari tingkat kebutuhan dan kenyamanan dalam bisnis. Jika satu lantai saja sudah merasa cukup, cukuplah satu lantai saja Anda bangun. Namun, jika dua lantai lebih nyaman dan Anda mampu membangunnya, dua lantai harusnya menjadi pilihan. Jika hal itu sudah Anda lakukan, dan Anda masih saja merasa kurang nyaman dan perlu perluasan, belilah rumah baru! Ketika sebuah bisnis berkembang, di ibaratkan dengan rumah yang bertambah tinggi, dari yang sebelumnya satu lantai menjadi dua lantai atau lebih. Jika Anda hendak mengembangkan bisnis di bidang lainnya atau mengembangkan bisnis dengan cara franchise, di ibaratkan seperti Anda membuka atau membeli lahan baru untuk membuat atau membeli rumah baru. Selain memiliki aset berupa rumah baru yang bisa saling mendukung, rumah baru tersebut juga bisa dikembangkan menjadi rumah bertingkat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan rumah tersebut.