Mengenal Bisnis Tanaman Kopi
Kedudukan tanaman kopi dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Berkeping dua, dikotil)
Sub Kelas Asteridae
Ordo Rubiales
Famili Rubiaceae (Suku kopi-kopian)
Genus Coffea
Spesies Coffea arabica L.
Coffea canephora,
Penyebaran akar tanaman kopi reiatif dangkal. Lebih dari 90% berat akar terdapat pada lapisan tanah antara 0-30 cm, Perakaran tanaman kopi pada dasarnya peka terhadap kandungan bahan organik dan perlakuan tanah serta saing-an rumput. Apabila akar tanaman kopi kekurangan air atau udara maka tanaman itu akan menjadi kerdil.
Semakin baik pertumbuhan akar, semakin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah, karena antara berat akar dan bagian-bagian pohon di atas tanah (shoot) terdapat korelasi positif. Perakaran tanaman kopi yang baik periu ditunjang oleh struktur tanah yang remah dan cukup bahan organik.
2. Batang dan Cabang
Pertumbuhan vegetatif tanaman kopi bersifat dimorfisma, yaitu pertumbuhan .tegak (ortotropik) dan ke samping (p/a-giotropik). Batang dan tunas-tunas air (wiwilan) pada urmum-nya tumbuh ortotropik, sedangkan cabang-cabangnya tum-buh plagiotropik.
Batang dan tunas air yang tumbuh ortotropik dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik dan plagiotropik. Sebaliknya, cabang-cabang yang tumbuh plagiotropik hanya menghasil-kan pertumbuhan piagitropik dan tidak dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka sambungan cabang (tak-ent) dan setek cabang tidak dapat tumbuh ke atas, melainkan lebih banyak tumbuh ke samping;
Ukuran daun bervariasi, dapat menjadi tebar, tipis dan iembek apabila intensitas cahaya terlalu sedikit. Ukuran daun dapat dijadikan indikator dalam pengaturan naungan. Jumiah stomata (mulut daun) per satuan luas daun dipengaruhi oleh jenis kopi dan intensitas cahaya. Misalnya, kopi Arabika 148-185 stomala/mm2, Liberika 216-326 stomata/mm2, dan Robusta 302-388 stomata/mm2 Tanaman kopi mempunyai daya fo-tosintesa yang relatif rendah,
4. Bunga dan Buah
Tanaman kopi pada umumnya mulai berbunga pada umur 3 tahun. Bunga kopi terbentuk pada ketiak-ketiak daun dari cabang. Pada tiap ketiak daun biasanya terdapat 4-5 tan-dan, masing-masing landan terdiri atas 3-5 bunga sehingga jumiah bunga berkisar antara 12-25 kuntum/ketiak daun atau 24 50 kuntum/dompolan; tergantung jenis kopi. Pada kopi Arabika, jumiah tandan relatif sedikit sehingga dompolannya lobih kocil daripada kopi Robusta. Pada kondisi yang optimal, jumiah bunga dapat mencapai lebih dari 6.000-8.000 kuntum/ pohon, tetapi bunga yang dapat menjadi buah hingga masak hanya 30-50%.
Mahkota bunga kopi berwarna putih. Jumiah daun mahkota (petal) dan ukuran tangkai putik sangat bervariasi, tergan :
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Berkeping dua, dikotil)
Sub Kelas Asteridae
Ordo Rubiales
Famili Rubiaceae (Suku kopi-kopian)
Genus Coffea
Spesies Coffea arabica L.
Coffea canephora,
Tanaman kopi mempunyai 4 seksi yang meliputi 66 spesies, yaitu Eucoffea (24 spesies), Mascarocoffea (18 spesies), Paracoffea (13 spesies), dan Argocoffea (11 spesies). Di antara keempat seksi tersebut, seksi yang diusahakan secara komersial adalah Eucoffea. Seksi Eucoffea ini terdiri atas 5 subseksi yang meliputi 24 spesies, seperti disajikan daiam Tabel berikut :
Struktur morfologi tanaman kopi meliputi organ utama yang terdiri atas.akar, batang cabang, daun, bunga, buah dan biji. Karakteristik morfologi tanaman kopi adalah sebagai berikut:
1. Akar
Tanaman kopi mempunyai akar tunggang. Akar tunggang ini hanya dimiliki tanaman kopi yang borasal dari bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya me-rupakan hasil semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari stek, cangkok, atau okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah roboh.
1. Akar
Tanaman kopi mempunyai akar tunggang. Akar tunggang ini hanya dimiliki tanaman kopi yang borasal dari bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya me-rupakan hasil semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari stek, cangkok, atau okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah roboh.
Penyebaran akar tanaman kopi reiatif dangkal. Lebih dari 90% berat akar terdapat pada lapisan tanah antara 0-30 cm, Perakaran tanaman kopi pada dasarnya peka terhadap kandungan bahan organik dan perlakuan tanah serta saing-an rumput. Apabila akar tanaman kopi kekurangan air atau udara maka tanaman itu akan menjadi kerdil.
Semakin baik pertumbuhan akar, semakin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah, karena antara berat akar dan bagian-bagian pohon di atas tanah (shoot) terdapat korelasi positif. Perakaran tanaman kopi yang baik periu ditunjang oleh struktur tanah yang remah dan cukup bahan organik.
2. Batang dan Cabang
Pertumbuhan vegetatif tanaman kopi bersifat dimorfisma, yaitu pertumbuhan .tegak (ortotropik) dan ke samping (p/a-giotropik). Batang dan tunas-tunas air (wiwilan) pada urmum-nya tumbuh ortotropik, sedangkan cabang-cabangnya tum-buh plagiotropik.
Batang dan tunas air yang tumbuh ortotropik dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik dan plagiotropik. Sebaliknya, cabang-cabang yang tumbuh plagiotropik hanya menghasil-kan pertumbuhan piagitropik dan tidak dapat menghasilkan pertumbuhan ortotropik. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka sambungan cabang (tak-ent) dan setek cabang tidak dapat tumbuh ke atas, melainkan lebih banyak tumbuh ke samping;
Pada ketiak daun batang terdapat dua macam kuncup tunas (knop). Kedua kuncup tunas tersebut terdiri atas:
a. Kuncup tunas primer (legitim)
Kuncup tunas primer hanya satu, terletak paling atas. Kuncup tunas primer dapat tumbuh menjadi cabang primer atau cabang buah, kecuali pada 25 pasang daun yang paling bawah tidak menjadi cabang buah.
b. Kuncup tunas reproduksi
Kuncup tunas reproduksi berjumiah 4-5 buah, terletak di bawah kuncup primer. Kuncup tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi tunas reproduksi atau tunas wiwilan. Pada tiap ketiak daun dapat tumbuh tunas reproduksi beberapa kali. Pada cabang primer hanya tumbuh tunas reproduksi satu kali, sedangkan pada ketiak-ketiak daun cabang primer dapat tumbuh dua macam kuncup, yaitu kuncup tunas sekunder dan kuncup tunas reproduksi. Pada kuncup-kuncup tunas ini dapat tumbuh bunga. Meskipun demikian, tiap ruas (ketiak daun) hanya dapat terbentuk bunga satu kali saja. Pada cabang-cabang primer yang kuat pertumbuhannya, kuncup-kuncup tunas ini sebagian dapat tumbuh menjadi kuncup tunas sekunder (cabang-cabang sekunder); sedangkan sebagian lagi tumbuh menjadi kuncup tunas reproduksi (cabang refDroduksi), dan cabang cacing (cabang balik).
3. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan tijung agak meruncing. Daun tersebut tumbuh pada cabang dan batang. Daun pada cabang saling berhadapan dan berpasang-pasangan pada satu bidang. Daun pada batang dan wiwilan terletak pada bidang-bidang yang bersilangan.
a. Kuncup tunas primer (legitim)
Kuncup tunas primer hanya satu, terletak paling atas. Kuncup tunas primer dapat tumbuh menjadi cabang primer atau cabang buah, kecuali pada 25 pasang daun yang paling bawah tidak menjadi cabang buah.
b. Kuncup tunas reproduksi
Kuncup tunas reproduksi berjumiah 4-5 buah, terletak di bawah kuncup primer. Kuncup tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi tunas reproduksi atau tunas wiwilan. Pada tiap ketiak daun dapat tumbuh tunas reproduksi beberapa kali. Pada cabang primer hanya tumbuh tunas reproduksi satu kali, sedangkan pada ketiak-ketiak daun cabang primer dapat tumbuh dua macam kuncup, yaitu kuncup tunas sekunder dan kuncup tunas reproduksi. Pada kuncup-kuncup tunas ini dapat tumbuh bunga. Meskipun demikian, tiap ruas (ketiak daun) hanya dapat terbentuk bunga satu kali saja. Pada cabang-cabang primer yang kuat pertumbuhannya, kuncup-kuncup tunas ini sebagian dapat tumbuh menjadi kuncup tunas sekunder (cabang-cabang sekunder); sedangkan sebagian lagi tumbuh menjadi kuncup tunas reproduksi (cabang refDroduksi), dan cabang cacing (cabang balik).
3. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan tijung agak meruncing. Daun tersebut tumbuh pada cabang dan batang. Daun pada cabang saling berhadapan dan berpasang-pasangan pada satu bidang. Daun pada batang dan wiwilan terletak pada bidang-bidang yang bersilangan.
Ukuran daun bervariasi, dapat menjadi tebar, tipis dan iembek apabila intensitas cahaya terlalu sedikit. Ukuran daun dapat dijadikan indikator dalam pengaturan naungan. Jumiah stomata (mulut daun) per satuan luas daun dipengaruhi oleh jenis kopi dan intensitas cahaya. Misalnya, kopi Arabika 148-185 stomala/mm2, Liberika 216-326 stomata/mm2, dan Robusta 302-388 stomata/mm2 Tanaman kopi mempunyai daya fo-tosintesa yang relatif rendah,
4. Bunga dan Buah
Tanaman kopi pada umumnya mulai berbunga pada umur 3 tahun. Bunga kopi terbentuk pada ketiak-ketiak daun dari cabang. Pada tiap ketiak daun biasanya terdapat 4-5 tan-dan, masing-masing landan terdiri atas 3-5 bunga sehingga jumiah bunga berkisar antara 12-25 kuntum/ketiak daun atau 24 50 kuntum/dompolan; tergantung jenis kopi. Pada kopi Arabika, jumiah tandan relatif sedikit sehingga dompolannya lobih kocil daripada kopi Robusta. Pada kondisi yang optimal, jumiah bunga dapat mencapai lebih dari 6.000-8.000 kuntum/ pohon, tetapi bunga yang dapat menjadi buah hingga masak hanya 30-50%.
Mahkota bunga kopi berwarna putih. Jumiah daun mahkota (petal) dan ukuran tangkai putik sangat bervariasi, tergan :
mahkota (dm) dengan tangkai putik lebih pendek daripada benangsari. Mahkota bunga kopi Robusta 3-8 dm dengan tangkai putik lebih panjang daripada benangsari. Sementara mahkota bunga kopi Liberika antara 6-8 dm dengan tangkai putik iebih panjang daripada benangsari. Primordia (mata) bunga dibentuk pada akhir musim hujan, selanjutnya apabila musim kemarau teiah berlangsung 2 bulan, primordia bunga praktis tidak terbentuk lagi. Primordia bunga terbentuk pada cabang yang berumur 1 tahun, yaitu terletak pada ruas yang paling tua. Pada cabang yang berumur 2 tahun, primordia bunga terbentuk pada pertengahan cabang, kemudian berge-ser ke arah ujung dan pangkal.
Pada bulan pertama musim kemarau, mata bunga berangsur-angsur tumbuh menjadi kuncup bunga, kemudian pertumbuh-an tersebut berhenti (dorman) setelah bunga mencapai panjang 10-12 mm. Stadium istirahat ini dikenal dengan stadium iilin. Apabila ada hujan.. maka 7-10 hari kemudian bunga akan mekar (florasi). Apabila lama tidak ada hujan, kuncup bunga akan kering atau mekar secara terpaksa oleh air embun. Bunga yang mekar karena embun atau hujan yang terlalu sedikit (3-4 mm) biasanya berwarna agak ros dan sedikit sekali yang mengaiami penyerbukan.
Pada bulan pertama musim kemarau, mata bunga berangsur-angsur tumbuh menjadi kuncup bunga, kemudian pertumbuh-an tersebut berhenti (dorman) setelah bunga mencapai panjang 10-12 mm. Stadium istirahat ini dikenal dengan stadium iilin. Apabila ada hujan.. maka 7-10 hari kemudian bunga akan mekar (florasi). Apabila lama tidak ada hujan, kuncup bunga akan kering atau mekar secara terpaksa oleh air embun. Bunga yang mekar karena embun atau hujan yang terlalu sedikit (3-4 mm) biasanya berwarna agak ros dan sedikit sekali yang mengaiami penyerbukan.
Mekarnya bunga (florasi) terjadi antara pukul 04.00-06.00 pagi, kemudian dilanjutkan dengan proses penyerbukan. Proses penyerbukan yang sempurna diperlukan cuaca baik selama ± 24 jam setolah florasi. Dalam cuaca baik, penyerbukan terjadi dalam waktu ± 10 jam setelah bunga mekar. Apabila turun hujan dalam jangka waktu tersebut, penyerbukan akan tcrganggu.
Penyerbukan bunga terjadi, melalui bantuan angin. Tepung sari dapat dibawa oloh angin hingga jar;ik 100 m dari pohon, tetapi jarak maksimal penyerbukan yang elektif hanya 35 m. Proses penyerbukan kopi Arabika.bersifat menyerbuk sendiri (self polinator) sedangkan kopi robusta dan liberika menyerbuk silang (Cross Pollinator).
Penyerbukan bunga terjadi, melalui bantuan angin. Tepung sari dapat dibawa oloh angin hingga jar;ik 100 m dari pohon, tetapi jarak maksimal penyerbukan yang elektif hanya 35 m. Proses penyerbukan kopi Arabika.bersifat menyerbuk sendiri (self polinator) sedangkan kopi robusta dan liberika menyerbuk silang (Cross Pollinator).
Tanaman kopi mulai berbuah pada umur 4 tahun. Bakal buah terletak di bawah dan berisi 2 bakal biji. Bila buah diamati secara visual maka akan tampak bekas tempat daun mahkota (discus). Struktur buah kopi terdiri atas sebagai berikut:
- Dinding buah (pericarp), yaitu kulit buah (exocarp) liat dan berwarna merah setelah masak (,rodeschit),
- Daging buah (mesocarp) berair dan agak manis;
- Kulit tanduk (endocarp) terdiri atas 5-6 lapisan sel-sel sclere'id, sehingga keras (parchment).
Pertumbuhan bakal buah kadang-kadang mengalami kelain-an sehingga berubah menjadi beberapa tipe berikut:
- Kopi lanang (randboon, pea berry), hanya satu bakal buah yang berkembang;
- Kopi gabuk (voosboon, empty bean), bakal buah tidak berkembang:
- Kopi gajah (elephant bean), yaitu terdapat lebih dari 2 biji karena poliembrioni, yaitu dalam kulit tanduk terdapat lebih dari satu endosperma, tetapi yang normal hanya 1 endosperma.
Buah kopi masak dalam 9 - 12 bulan, tergantung jenisnya. Kopi Arabika masak dalam jangka waktu 9-10 bulan, kopi Robusta 10-11. bulan, dan kopi Liberika 11-12 bulan. Biji kopi dibungkus oleh kulit ari (spermoderm, zilvervlies) tipis, berasal dari integumen. Pada kopi arabika banyak dijumpai sifat poliern brioni dan polispermi, yaitu suatu abnormalitas yang menunjukan daiam satu buah terdapat lebih dari 2 endosperm (ber-biji banyak).
Poliembrioni berarti dalam satu biji terdapat lebih dari 1 endosperm, 2-3 ensdosperm, masing-masing tidak mempunyai kulit tanduk (endocarp) sendiri-sendiri. Jadi hanya ada satu endocarp. Polispermi berarti daiam buah terdapat lebih dari satu endosperm yang mempunyai endocarp sendiri-sendiri. Poliembrional lebih banyak terjadi dibanding polispermi. Kejadian poliembrional pada kopi Arabika berkisar antara 8-10 %, Liberika antara 6-8 %, dan Robusta 1 %. Biji poliembrional tidak dikehendaki karena menurunkan mutu.
Poliembrioni berarti dalam satu biji terdapat lebih dari 1 endosperm, 2-3 ensdosperm, masing-masing tidak mempunyai kulit tanduk (endocarp) sendiri-sendiri. Jadi hanya ada satu endocarp. Polispermi berarti daiam buah terdapat lebih dari satu endosperm yang mempunyai endocarp sendiri-sendiri. Poliembrional lebih banyak terjadi dibanding polispermi. Kejadian poliembrional pada kopi Arabika berkisar antara 8-10 %, Liberika antara 6-8 %, dan Robusta 1 %. Biji poliembrional tidak dikehendaki karena menurunkan mutu.